Indonesia terus berupaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060, salah satunya dengan bantuan negara-negara mitra seperti Inggris. Baru-baru ini, pemerintah Inggris mengumumkan dukungannya bagi Indonesia melalui proyek energi terbarukan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Proyek ini merupakan bagian dari UK Climate Finance Accelerator (CFA), sebuah inisiatif untuk mempercepat pendanaan proyek ramah lingkungan di negara berkembang. Lalu, seperti apa bentuk dukungan Inggris dan manfaatnya bagi Indonesia?
Proyek Energi Bersih di Lombok: Kolaborasi Inggris-Indonesia
1. Fokus pada Energi Terbarukan
Inggris mendanai pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan sistem penyimpanan energi (baterai) di Lombok. Proyek ini bertujuan mengurangi ketergantungan pada energi fosil sekaligus meningkatkan akses listrik yang stabil bagi masyarakat.
2. Dampak bagi Lingkungan dan Ekonomi
- Pengurangan emisi karbon hingga ribuan ton per tahun.
- Penurunan biaya listrik dalam jangka panjang berkat energi surya yang lebih murah.
- Penciptaan lapangan kerja di sektor energi hijau.
3. Dukungan Teknis dan Pendanaan
Selain pendanaan, Inggris juga memberikan dukungan teknis berupa pelatihan dan transfer teknologi untuk memastikan keberlanjutan proyek.
Mengapa Lombok Dipilih?
Lombok memiliki potensi energi surya yang besar dengan intensitas sinar matahari tinggi sepanjang tahun. Selain itu, proyek ini sejalan dengan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) NTB yang menargetkan 23% energi terbarukan pada 2025.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski menjanjikan, proyek ini menghadapi beberapa tantangan, seperti:
- Kesiapan infrastruktur di daerah terpencil.
- Edukasi masyarakat tentang manfaat energi bersih.
Namun, kolaborasi antara pemerintah Indonesia, Inggris, dan sektor swasta diharapkan dapat mengatasi kendala tersebut.